Sejak pandemi dimulai pada tahun lalu, banyak tempat wisata yang ditutup demi mencegah penyebaran virus COVID-19. Tahun ini, pemerintah mulai melonggarkan peraturan dan sejumlah kawasan wisata keluarga telah dibuka.
Setelah setahun menahan diri untuk bepergian dan lebih banyak beraktivitas di rumah, wajar saja bila Mamsi dan Papsi merencanakan untuk liburan keluarga pada tahun ini. Bagaimana pun juga, liburan merupakan salah satu aktivitas yang menghibur, menggembirakan, dan membahagiakan, apalagi bila dilakukan bersama keluarga.
Pemerintah pun telah menerapkan peraturan adaptasi kebiasaan baru dan memulai proses vaksinasi COVID-19.
Meski begitu, Mamsi harus tetap waspada, ya, karena sejumlah daerah masih berstatus zona merah, yang berarti jumlah kasus positif COVID-19 masih tinggi.
Langkah pertama dalam merencanakan liburan keluarga saat pandemi adalah memilih tempat wisata yang lokasinya termasuk ke dalam zona aman COVID-19, yaitu zona hijau (tidak ada kasus baru dan memiliki risiko penularan rendah) atau zona kuning (jumlah kasus baru sedikit dan memiliki risiko penularan rendah).
Mamsi bisa mengetahui status zona wilayah dengan membuka tautan peta zonasi risiko COVID-19.
Selain itu, Mamsi dan keluarga dapat mempraktikkan tujuh tips berikut agar liburan keluarga dapat berjalan aman dan menyenangkan.
1. Keluarga dalam Kondisi Sehat
Ini bisa dibilang syarat utama. Bila Mamsi dan Papsi ingin berlibur, maka perlu dipastikan bahwa Mamsi, Papsi, anak-anak dan anggota keluarga lain yang ikut wisata keluarga dalam kondisi sehat.
Kondisi badan yang sehat dan prima saat liburan keluarga sangatlah penting agar Mamsi tidak mudah sakit selama bepergian. Bila Mamsi dalam kondisi tidak fit, daya tahan tubuh lemah sehingga Mamsi lebih berisiko tertular penyakit, termasuk virus COVID-19.
2. Lakukan Tes COVID-19 Sebelum dan Sesudah Berlibur
Bila Mamsi sekeluarga berencana melakukan liburan di luar kota, sebaiknya seluruh anggota melakukan tes rapid antigen atau tes PCR dulu sebelum pergi. Ini juga perlu dilakukan meski Mamsi pergi menggunakan mobil pribadi.
Tujuannya agar jangan sampai Mamsi mengunjungi wilayah atau tempat wisata dalam keadaan positif COVID-19. Hal itu tentu berisiko menimbulkan penularan terhadap keluarga, di tempat wisata, maupun di tempat-tempat yang Mamsi hampiri di sepanjang perjalanan.
Setelah selesai berlibur, Mamsi dan keluarga juga dianjurkan untuk melakukan tes COVID-19 lagi. Alasannya, selama berlibur Mamsi dan keluarga bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang sehingga bisa saja tanpa disadari terjadi penularan.
3. Pilih Tempat Wisata Luar Ruangan
Berlibur yang ideal pada masa pandemi adalah mengunjungi tempat wisata keluarga luar ruangan yang sepi (outdoor). Namun, hal itu tentu sulit dilakukan karena tempat wisata umumnya ramai oleh pengunjung.
Minimal Mamsi mengunjungi tempat wisata luar ruangan agar dapat tetap mempraktikkan physical distancing dan berada pada ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Selain itu, risiko penularan penyakit di luar ruangan juga lebih kecil dibandingkan di dalam ruangan.
4. Bawa Peralatan Sendiri
Pastikan Mamsi membawa peralatan kebersihan maupun makan sendiri selama bepergian. Hal ini untuk mengurangi risiko penularan virus corona dari barang-barang yang bukan milik Mamsi.
5. Selalu Sedia Hygiene Kit
Langkah penting untuk melindungi diri dari penularan virus apa pun adalah menjaga kebersihan diri. Maka, pastikan Mamsi selalu membawa hygiene kit agar dapat selalu menjaga kebersihan diri dan terlindungi dari virus.
Contoh hygiene kit yang wajib dibawa saat bepergian adalah tisu kering dan basah, hand sanitizer, disinfectant spray, dan sabun cair.
6. Tidak Makan di Restoran
Salah satu cara melindungi diri dari risiko penularan COVID-19 adalah dengan meminimalisasi berada di tempat dengan kerumunan orang, seperti restoran. Hal ini termasuk restoran luar ruangan karena bila kondisinya ramai, Mamsi tetap akan kesulitan untuk menjaga jarak.
Selain itu, makan di restoran juga membuat Mamsi terekspos dengan penggunaan alat makan bukan milik Mamsi yang kebersihannya tidak terjamin. Sebaiknya beli makanan untuk di-take away dan dimakan di mobil atau di penginapan menggunakan alat makan Mamsi dan jauh dari keramaian.
7. Selalu Menerapkan Protokol Kesehatan
Ke mana pun tempat wisata keluarga yang Mamsi tuju, ingatlah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Kenakan masker saat di luar ruangan, menjaga jarak dengan orang lain, rajin mencuci tangan atau membersihkan tangan dengan hand sanitizer, dan hindari menyentuh permukaan.
Salah satu dampak dari liburan keluarga adalah membuat hati senang. Apalagi setelah Mamsi sekeluarga tidak bepergian ke mana-mana selama setahun kemarin. Perasaan senang berkumpul dan bergembira bersama keluarga bisa merangsang produksi oksitosin, yaitu hormon yang membuat seseorang merasa bahagia.
Oksitosin adalah hormon yang berperan penting dalam reproduksi. Hormon ini juga berfungsi merangsang produksi ASI, lho. Oksitosin secara langsung mendorong otot-otot tertentu berkontraksi untuk mengalirkan ASI.
Oksitosin juga dilepas oleh tubuh saat Mamsi melakukan skin-to-skin dengan bayi. Alasannya, sentuhan merupakan salah satu rangsangan terkuat dari pelepasan oksitosin. Banjir oksitosin akan membuat Mamsi merasa terhubung dan sangat cinta kepada bayi.
Saat Mamsi menyusui, kadar oksitosin akan naik sedikit. Hal ini merangsang ikatan emosional atau bonding antara Mamsi dan bayi. Mamsi pun semakin terdorong untuk memberikan ASI karena kandungannya paling baik bagi si Kecil.
Semakin sering Mamsi menyusui, produksi ASI semakin lancar, bonding dengan si Kecil semakin kuat, dan hati Mamsi pun bahagia.
Selamat berlibur dan teruslah semangat menyusui ya, Mamsi!